Membangun citra organisasi yang baik. Begitulah antara lain tugas Pranata Hubungan Masyarakat alias Humas. Dan untuk meraih kompetensi penjalanan tugas itu, PPSDM Aparatur 20-24 Juni 2022 mengadakan Pelatihan Manajemen Kehumasan Tingkat Dasar.
Ada empat topik utama dalam pelatihan yang diikuti 30 peserta dari lingkungan Kementerian ESDM. Ada Pengantar Manajemen Kehumasan, Komunikasi Efektif pada Lembaga Pemerintah, Pemanfaatan Media Sosial pada Kehumasan, juga Citra dan Reputasi Positif Institusi. Fasilitator pun ada empat orang. Mulai dari Ketua Pranata Humas Indonesia, Thoriq Rhamadani, Pranata Humas dari Biro Klik, Khoiriyah, dan Widyaiswara PPSDM Aparatur: Dian Anggarini serta Ani Maliani.
Komunikasi Eksternal-Internal
Dunia kehumasan – dengan segala peran dan fungsinya -- memang menarik. Dalam pelatihan dijelaskan hubungan yang dijalin menyangkut dua pihak. Pertama, publik eksternal. Yang kedua, publik di internal organisasi atau institusi.
Dalam kaitan dengan publik eksternal, humas diharapkan dapat menjelaskan kebijakan dan tujuan lembaga. Misal, lewat berbagai program komunikasi.
Semua inisiatif komunikasi yang dijalankan pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan. Lalu dari kepercayaan itu diharapkan muncul dukungan kepada penyelenggaraan roda pemerintahan.
Sementara untuk publik internal, peran humas diibaratkan sebagai lifeblood organisasi. Humas mampu mengalirkan informasi keseluruh organ dalam organisasi sehingga seluruh struktur dalam organisasi dapat berfungsi dengan baik.
Pengaruh dari komunikasi yang dijalankan di internal pun beragam. Antara lain: hadirnya motivasi pegawai dalam meyelesaikan tugas dengan penuh tanggungjawab.
Citra Positif
Penjalanan tugas dan fungsi humas pada akhirnya sampai pada salah satu tujuan: citra baik atau postif di hadapan semua stakeholders-nya. Ada kepercayaan, keterikatan serta hubungan simbiosis mutualisme untuk meraihnya. Melalui komunikasi yang terjalin baik, humas hadir sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan.
Pelatihan Manajemen Kehumasan Tingkat Dasar di Bandung, juga menyediakan kesempatan bagi peserta untuk melakukan praktik atas pengetahuan yang baru diperoleh. Pada
akhir sesi peserta diminta melakukan empat hal.
Pertama mencermati isu permasalahan dalam unit organisasi (analisis situasi) terkait kegiatan kehumasan. Kedua, dari hasil analisis, peserta menetapkan strategi komunikasi. Ketiga, usai menentukan strategi, peserta diminta melakukan penyiapan konten serta media yang digunakan. Sebagai tugas yang keempat, peserta diminta melakukan evaluasi atas program kehumasannya.
Pelatihan Manajemen Kehumasan pada akhirnya memunculkan kesadaran. Bahwa sesungguhnya peran humas itu sangatlah penting. Begitu penting, sampai-sampai Ivy Lee, Bapak Humas Dunia, meletakkan peran humas di posisi puncak manajemen sebuah organisasi atau institusi.
Humas adalah bagian dari upaya membangun komunikasi dua arah secara simetris (two way-symetrcal/Model Grunig). Humas diharapkan bukan hanya berperan dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi menjadi jembatan dalam pemenuhan kebutuhan publiknya.
(ani.maliani@esdm.go.id)
Bandung (10/11), Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur menyelenggarakan Kegiatan Seminar On Biomass Energy Seminar