Dalam rangka peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM), Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Aparatur (PPSDM Aparatur) mengadakan kegiatan seminar dengan tema “
Kejar Beasiswa Untuk Pengembangan Kompetensi ASN KESDM” yang diselenggarakan di
gedung BPSDM ESDM Jakarta Selatan. Sebagai upaya dalam pengembangan sumber daya
manusia, pengembangan kompetensi melalui beasiswa menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan ketrampilan, keahlian, serta kolaborasi nilai-nilai positif dari
negara-negara maju yang menjadi kampus tujuan dapat dijadikan inspirasi untuk
memaksimalkan kontribusi terhadap negara.
Pada giat seminar kali ini PPSDM Aparatur sebagai penyelenggara
menghadirkan Gitta Karina Puspitasari, Senior Mentor dari Schoters, Mira
Sambada, Partnership and Management Support Advisor USAID, dan Muhammad Iqbal,
Education USA Advisor, sebagai narasumber dan profesional ahli dalam bidang
sesuai tema.
Dalam paparannya, Gitta menyampaikan jika Schoters terafiliasi dengan Ruang
Guru yang menyediakan program persiapan yang komprehensif untuk mahasiswa atau
profesional untuk studi di luar negeri. Dengan misi menyiapkan program
preparation terbaik agar setiap orang terbebas dari kekhawatiran untuk bisa
belajar di luar negeri. Schoters sendiri memiliki data base lebih dari
1.000 scholarship di luar negeri sehingga mampu memenuhi kebutuhan pencari
beasiswa sesuai kemauan dan kemampuan. Tidak sedikit pula pelajar yang berhasil
Schoters jembatani untuk masuk ke dalam
400 universitas top dunia. Pelajar Schoters sendiri telah tersebar di 46 negara
di seluruh belahan dunia. Selain membantu memilih beasiswa yang cocok untuk
calon penerima, Schoters memiliki IELTS Academy yang dapat membantu persiapan
bahasa dan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk dapat menembus universitas
yang diinginkan.
Menurut Gitta, mengapa kita perlu melanjutkan pendidikan di luar negeri, selain dapat mengeksplor dunia kita juga dapat mengeluarkan potensi-potensi terpendam dalam diri yang selama ini belum mampu kita munculkan atau temukan. Global network memang tidak dapat dipungkiri untuk kita mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru dari negara-negara lain, sehingga apa yang kita dapatkan bisa menjadi bekal untuk mengembangkan diri dalam berkarir.
Sementara narasumber kedua, disampaikan oleh Ismiati Farahnas, partner Mira Sambada, mengatakan jika USAID Teman memberikan penguatan kapasitas kepada pencari beasiswa yang memang tertarik untuk belajar di USA. Di mana saat ini USAID bekerja sama dengan tiga kementerian di Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)). Dalam pernyataannya, mengapa kita perlu belajar ke Amerika? Merujuk data yang dibawakan menyatakan Indonesia menempati urutan 10 dari 10 negara yang mengirimkan warganya untuk belajar di Amerika. Ismiati Fahranas juga mengatakan penyebab mengapa Amerika menjadi tujuan banyak negara untuk belajar di sana, di antaranya karena kualitas pendidikan. Menurut riset USAID, di Singapore lulusan Amerika lebih dilirik oleh para pengusaha di sana di banding lulusan negara lain. USAID Teman sendiri dalam pernyataan Mira Sambada bertugas untuk memperkenalkan Universitas Amerika.
Muhammad Iqbal dalam pernyataannya menyampaikan bagaimana memilih
Universitas di Amerika. Education USA yang diwakili oleh Muhammad Iqbal adalah
sebuah organisasi di bawah departemen luar negeri USA. Menawarkan kepada calon
pelajar untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif dalam memilih
dan menentukan Universitas, serta memberikan bimbingan secara gratis. Dalam
paparannya, Muhammad Iqbal juga menyampaikan bahwa tidak sedikit
universitas-universitas Amerika yang menanyakan alasan mengapa kita ingin
belajar di sana. Oleh sebab itu disarankan untuk dapat memberikan alasan yang
tepat.