KEMENTERIAN ESDM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR



Gender dan Kebutuhan Kepemimpinan Transformasional`

  • Senin, 28 Maret 2022
top news image

Peran kepemimpinan wanita di Indonesia sudah tidak asing lagi, mulai dari masa perjuangan kemerdekaan negara kita hingga saat ini. Siapa yang tidak kenal Cut Nyak Dien, Malahayati? Sosoknya mampu membakar semangat perjuangan dan menggetarkan lawan. 

Apa yang menarik dari kepemimpinan wanita? Wanita identik dengan sosok keibuan multitasking, mengayomi, sahabat, problem solver, empowering, dan lain-lain. Apakah potret ini yang dibutuhkan dalam kepemimpinan? 

Beberapa penelitan menghubungkan kaitan antara gender, kepemimpinan dan kinerja, seperti nampak pada gambar berikut  


Gambar  keterkaitan gender, gaya kepemimpinan dan kinerja ( Soelistyoningrum, 2020)

Tabel perbandingan hasil penelitian terhadap keterkaitan gender, gaya kepemimpinan dan kinerja 

Lokus

Faktor

PT. XYZ salah satu perusahaan pembiayaan yang terkemuka di Indonesia (Soelistyoningrum, 2020)

Perusahaan pemasaran di Bandung (chairunnisa, 2012)

H1

Gender Secara partial Tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Gender secara parsial berpengaruh sebesar 19,1% terhadap kinerja karyawan

H2

Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Gaya kepemimpinan transformasional secara parsial berpengaruh sebesar 32,6% terhadap kinerja karyawan

H3

Gender dan Gaya Kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

variabel gender dan gaya kepemimpinan transformasional memberikan pengaruh sebesar 51,7% terhadap kinerja karyawan

Dari data penelitian diatas menunjukan variabel gender tidak berpengaruh pada kinerja karyawan namun terdapat pengaruh yang kuat antara gender dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan (H3). 

Berkaca pada Rahmi (2014), peran kepemimpinan menuju perubahan ke arah yang lebih baik, kompetitif dan visioner membawa suatu proses dinamika yang tinggi pada organisasi, ditunjukan dengan perubahan yang mengarah pada moralitas dan motivasi tinggi (transformasional leadership).

Tantangan yang dihadapi seorang pemimpin tidak hanya berada pada level operasional tetapi berangkat dari membangun value/ nilai individu yang mampu mendorong kinerja tinggi. Karena value tumbuh menjadi budaya yang organik dalam suatu organisasi. 

Hal ini berdampak pada pemimpin dengan kemampuan intelectual emphaty yang mampu menuntun idealisme dengan mengedepankan kepentingan pihak lain, serta mampu mengajak anggotanya keluar dari kepentingan pribadi dan berjuang untuk kebaikan yang lebih tinggi.

Apakah kepemimpinan transformasional sama dengan kepemimpinan gender (wanita)? 

Tentu tidak semudah itu untuk menyimpulkan. Ada karakter-karakter lain yang dibutuhkan untuk hadirnya pemimpin transformasional, tanpa meniadakan juga adanya kesempatan wanita untuk menjadi pemimpin. 

Kembali lagi bahwa gender tidak berpengaruh positif terhadap kinerja. Bahu membahu untuk pencapaian cita-cita organisasi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dalam organisasi. (Ani.maliani@esdm.go.id)