(11/04/18) Guna menyelaraskan teori dengan praktik
terkait Agenda Inovasi, peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III KESDM
mengadakan kaji banding (benchmark) terkait pengembangan Smart City ke Pemkot Bandung hari ini Rabu (11/04). Dipilihnya Kota
Bandung karena berhasilnya Kota Bandung memperoleh penghargaan sebagai Smart
City dan berhasil menciptakan sebuah konsep pelayanan publik secara
terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Rombongan peserta diklat yang berjumlah 17 orang
peserta diterima oleh Atet D. Handiman, PLT Kepala BKPP Kota Bandung. Ia
mengharapkan, kunjungan ini bukan hanya ingin melihat kinerja kota Bandung tapi
juga terjadi proses berbagai pengalaman dengan KESDM.
“Semoga kunjungan Bapak dan Ibu ke Kota Bandung pada
hari ini tidak sekadar untuk melihat dari dekat kinerja dan pembangunan yang
sudah dan sedang dilakukan oleh Kota Bandung tapi diisi juga kegiatan saling
bertukar fikiran serta berbagi pengalaman dan informasi, terutama yang dapat
membantu peserta Diklat PIM dalam menentukan arah kebijakan di tempat bekerja
secara realistis dan adaptif,” ungkapnya.
Pria berperawakan ramping ini menuturkan Kota Bandung
dengan 2,4 juta jiwa masih memiliki masalah-masalah sosial, ekonomi dan
lingkungan.
“Kota Bandung yang berpenduduk 2,4 juta jiwa menyimpan
berbagai persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan yang cukup krusial seperti
kemacetan lalu lintas, banjir, PKL dan sampah,” ujarnya
Ia menjelaskan, guna meningkatkan pelayanan publik
secara terintegrasi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dan guna memecahkan persoalan masyarakat, Kota Bandung berinovasi
mendirikan Bandung Command Center (BCC) guna mendukung Bandung sebagai Kota
Pintar (Bandung Smart City).
Para peserta lalu mengadakan tanya jawab produk
inovasi unggul terkait konsep Smart City
dan mengunjungi Bandung Command Center
di akhir kunjungan kaji banding. (DA)
Wamen ESDM Tutup Secara Resmi Program Magang Tingkat Manajerial Sektor ESDM ASN KESDM 2019