Ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh
pekerja saat ini. Beberapa di antaranya adalah kemampuan dalam memecahkan
masalah, mengambil keputusan, melihat gambaran permasalahan secara
komprehensif, serta memikirkan konsekuensinya.
Selepas meninggalkan sistem
pendidikan formal, kebanyakan orang tidak lagi fokus pada pembelajaran
lebih lanjut. Seiring kemajuan karier mereka, mereka akan menjadi lebih ahli
dalam beberapa hal, namun kurang mampu dalam menangani atau memahami hal-hal di
luar keahlian mereka tersebut.
Guna membangkitkan lagi kemampuan
dalam memahami hal-hal tersebut, diperlukan rangsangan untuk membantu
orang-orang dalam berpikir analitis. Hal ini akan membuat mereka lebih kreatif
dalam memecahkan permasalahan.
Kemampuan berpikir analitik atau
analytical thinking, adalah satu dari tiga kemampuan berpikir tingkat
tinggi . Dua lainnya adalah kemampuan berpikir kreatif atau creative thinking,
dan kemampuan berpikir kritis atau critical thinking.
Dalam taksonomi Bloom Anderson, High Order Thinking Skills (HOTS) adalah gabungan dari tiga cara berpikir di atas. Dimana seseorang memiliki kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Ini adalah soft skill yang amat diperlukan di dunia kerja saat ini.
Dalam rangka mengembangkan soft skill tersebut, PPSDM Aparatur menggelar Pelatihan Analytical Thinking and Creative Problem Solving Batch 3 yang diikuti ASN di lingkungan KESDM, Kamis 7 Juli 2021 lalu. Pelatihan ini mengeksplorasi berbagai jenis metode pendekatan pemecahan masalah, baik individu maupun kelompok.
Pelatihan yang diselenggarakan Secara
distance learning ini dibuka oleh Kepala PPSDMA, Susetyo Edi Prabowo. Dalam
sambutannya, beliau menjelaskan bahwa
Pelatihan Analytical Thinking and Creative Problem Solving ini akan meninjau kembali banyaknya kemampuan berpikir yang terbengkalai pada rata-rata orang.
“Dengan dilaksanakannya Pelatihan Analytical Thinking and Creative Problem Solving ini diharapkan peserta mampu memahami berbagai gaya berpikir untuk mendapatkan pandangan baru tentang pemecahan masalah organisasi, dan termotivasi untuk memperluas cakrawala kognitif mereka,” imbuh Pak Edi, lugas.